TIGA SEBUTAN, TIGA PANGGILAN; KAU, TUAN.

Kekasih.
Bersyukurlah karena Tuhan rupa-rupanya mempertemukan kita dengan seribuan perbedaan. Ini mungkin tak layak kau mengerti. Seperti senja yang tak paham mengapa harus digantikan bulan. Aku hanya perlu hatimu, untuk ku beritahu sesuatu.

Lelaki. Ku.
Kepemilikan yang sukses kurenggut dari Tuhan. Bukankah itu tak sopan? Aku tahu, Tuhan maha Tahu. Tahu apa yang dinamakan saat saat mencintai. Saat saat bunga mulai bersemi. Saat saat debaran jantung tak lagi sepi. Seperti sekarang ini.

Tuan.
Ku harap kau tak sedekat nadiku. Hingga berusaha menggantikan tempat Tuhan disana. Jangan. Sebab di antara kita ku rasa harus ada ruang yang cukup untuk saling menghirup. Menghirup bahagia dan menolak mengolah luka menjadi duka yang menjadi-jadi.

Sebagai penutup.
Kau kekasih, Kau lelaki, dan Kaulah Tuan. Siapapula aku?
Aku hanyalah seorang perempuan yang senang bercerita
Dan kau, adalah sesuatu yang tak pernah habis ku cerita.
Maka dari itu, aku menulis.
Menulis ini.
Sebab lagi lagi, kau dan hatimu; gudang terluas tempatku memungut apapun yang akan ku bagikan pada siapapun. Tuhan pun. Demikian. 


0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Entri Populer

Total Tayangan Halaman