Hampir Sebulan, Kau Belum Mampu Ku Selamatkan.
Tak, Tuk. Tak, Tuk.
Ada sesuatu yang tumpah. Hatimu menjadi memerah, serupa darah. Tapi bukan. Lebih perih daripada itu; Kepergian..
Hari pertama.
Ku kunjungi Tuan dalam pandangannya yang menyedihkan. Aku menjelma serupa pahlawan yang membawa selang dengan air bertanki-tanki demi meredakan kobaran api dalam dunianya. Sedikit lagi akan habis jika tak mampu ku padamkan.
Hari kedua.
Dunia Tuan mulai memasukkanku sebagai salah satu penghuninya. Setiap hari, aku kehujanan. Jika hujan derasnya reda, maka rintik adalah bagian yang tak akan pernah terhenti darisitu. Rupa-rupanya Tuan adalah Tuhan dalam dunianya.
Hari ketiga.
Hari ini aku bercerita banyak hal menarik pada suatu petang bersama Tuan. Duduk menikmati teh, dan sibuk memilih siapa yang menang, putih atau hitam?
Kembali terbahak setelah seseorang lewat, Tuan menjelma serupa badut hari itu.
DAN DALAM HARI HARI SELANJUTNYA,
AKU TAK BERMAKNA APA-APA.
TUAN LUPA, MELETAKKAN AKU DIMANA.
AKU KUYUP OLEHMU, TUAN.
OLEH MATAMU.
Hampir sebulan, Tuan menemukan.
Tuhan menatap tak menghiraukan.
Aku terbaring kelelahan, dalam genangan yang asing dan entah apa.
Ku haturkan ribuan maaf yang ku genggam erat-erat.
Sebab hampir sebulan, kau belum mampu ku selamatkan.
dalam dunia yang menghadirkan rintik di sepanjang musimnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Entri Populer
-
Apa yang kalian rasakan ketika jatuh cinta pada orang yang tak akan pernah tahu kalau ia sedang dijatuhcintai? Sakit? Pedih? Mungkin seperti...
-
Selamat pagi, Mei. Semoga hadirmu kian mempertegas banyak hubungan di luar sana. Termasuk yang satu ini. ...
-
Selamat memasuki bulan kemarau! Aku harus menuliskan itu sebagai pengingat bahwa saat ini memang sedang musim k...
-
Aku tidak tahu apa-apa, atau maksudku aku hampir tidak tahu apa-apa tentang orang yang mengaku sangat mencintaiku itu. Semalam ada...
-
Lama sekali rasanya baru bisa kembali menulis di sini. Kalau blog ini adalah rumah, dia pasti sudah berjaring laba-laba dan berbau debu....
-
Makassar; abu-abu bulat putih. 8 Februari 2015. Untuk kakak yang berurusan dengan kapal tapi mencintai sastra. Selamat pagi dari hello 64...
-
Berbicara tentang Sengkang, berbicara tentang rumah tempat pulang. Ada begitu banyak tempat untuk singgah setelah melalui ban...
-
Belajar dari kepergian yang kemarin, semoga tuan muda dalam tulisan ini berkenan untuk tetap tinggal. Bersamaku. Apapun yang terjadi. Sel...
0 komentar:
Posting Komentar