Tulisan; Ketika Jatuh Cinta.

Apa yang kalian rasakan ketika jatuh cinta pada orang yang tak akan pernah tahu kalau ia sedang dijatuhcintai? Sakit? Pedih? Mungkin seperti itu yang dirasakan olehku saat ini. Memilih orang yang kepadanya akan disandarkan rindu dan cinta yang sebenar-benarnya, memang tak akan semudah memilih baju baru di toko eceran dengan diskon 90%. Serumit itulah; cinta. Sesederhana itulah; kau.
Bermula dari sebuah acara yang tanpa sengaja membuat mata kita beradu, memunculkan ribuan kupu-kupu dalam rongga dada seketika. Tersenyum pun kau rasa berat saat itu. Dan aku? Tanpa mengawasimu pun terasa mudah saat itu juga. Setelah tatapan sepersekian detik dalam 48 jam pertemuan itu, tumbuh dan berkembanglah sesuatu yang orang banyak menyebutnya dengan; cinta.
Aku tak akan memberi bocoran siapa kau dalam tulisan ini. Jika kau membacanya dan melihat inisial namamu di ujung cerita, kau pasti menjadi tersipu dan menyombongkan diri meski ku tahu kau tidak akan melakukan tindakan bodoh yang demikian. Sebenarnya, harus ku beri tahu kalau sampai saat tulisan ini di publikasikan, aku belum menemukan cara terampuh menghapusmu sampai bersih. Entahlah. Jatuh cinta rasanya membuatku gila. Lebih gila lagi karena kau adalah orangnya.
Meskipun seperti itu, aku tak akan mengusahakan apapun untuk membuat kau cepat terusir dari pikiranku. Aku tak perlu menghapus kontakmu di handphone ku yang saat kau memberi kabar Aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan masa depan, Haha. Aku sendiri heran dengan panggilan itu. Tapi bukankah semua orang punya caranya tersendiri untuk mengekspresikan diri?
Tak usalah kita saling heran dan bertanya-tanya. Aku mencintaimu dengan ikhlas. Meskipun mataku selalu pedas setiap kali melihat tulisanmu dimana-mana; tentang orang yang tak datang-datang, sementara kau tak pernah bisa menyadari aku yang setia menyayangi diam-diam.
Aku juga tak akan pernah menekankan kau untuk mengikuti apa yang aku rasakan. Karena aku percaya, kau mungkin akan sadar ketika tulisan ini telah sampai pada judul; patah hati. Atau adalah aku yang akan bahagia ketika tulisan nanti ku beri judul; cinta tersampaikan. Yaaaa!
Tapi tenang saja, masa depan. Kau tak akan pernah tahu hal ini dari aku. Mungkin kita berjodoh ketika kau yang tertarik membacanya sendiri. Dan menemukan dirimu lah yang sedang ku bahas tuntas dalam kisah jatuh cinta ini. Kau juga harus tenang saja. Sebab aku tak akan pernah menyatakan rasa ini padamu. Aku mencoba belajar dari embun, yang harus menguapkan airnya setelah angin datang dengan bijaksana. Maka seperti itulah perasaanku. Akan ku tunggu ia sampai menguap dengan sendirinya. Bila tak menguap juga, maka bersiaplah kau untuk ku sayangi selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Entri Populer

Total Tayangan Halaman