SENGKANG DAN SATU HAL YANG PATUT DIKENANG
Berbicara
tentang Sengkang, berbicara tentang rumah tempat pulang. Ada begitu banyak
tempat untuk singgah setelah melalui banyak hari dalam rahim ibu. Hingga mata
mulai berani menantang dunia, perkenalan paling singkat akan disodorkan ibu
tentang bagaimana cara mengingat dan bagaimana
cara belajar melupakan dengan cepat.
Terakhir pulang menjenguknya,
Sengkang hari ini ternyata sudah mulai tumbuh menjadi dewasa. Saya pikir masih
kekanakan seperti dulu. Saya pikir masih banyak yang belum selesai dan sudah ditimbun
duluan di situ. Oleh apa? Apalagi kalau bukan kaki-kaki penguasa dan
tangan-tangan dingin orang-orang sekitar. Tapi Sengkang tetaplah Sengkang.
Sedewasa apapun dia, akan tetap ada beberapa sisi yang menandakan bahwa dia
pernah berada di umur kekanakan. Hingga saat ini.
Saya akan menjadi anak yang gagap
seketika saat seseorang datang dan bertanya tempat apa saja yang menarik di
kampung halaman saya. Bukannya tidak ada, tapi karena terlalu banyak yang
kemudian tidak bisa saya uraikan satu-satu dalam satu waktu. Halaman rumah
merupakan tempat paling menarik buat
saya ketika pulang kampung. Lorong perumahan saya juga seperti itu. Sebab
setiap saya pulang, akan selalu ada kucing-kucing baru yang muncul dan mengeong
dengan keras di pintu samping saya.
Bercerita
tentang kucing, tentu Kartono (kucing pertama yang membuat saya jatuh cinta)
sudah tersenyum bahagia dan menua di surga. Dia lahir ketika hari kartini saat
saya masih kelas 6 SD dan meninggal ketika saya masuk kuliah. Cukup lama
memelihara Kartono membuat saya cukup mengerti dengan tingkah laku kucing
ketika sedang patah hati, jatuh cinta, atau terluka. Kala itu Tono (atau
Kartono) sedang jatuh cintanya pada seorang kucing betina yang warnanya biasa
saja. Saat tahu kucing itu juga ada yang mendekati, Kartono menjadi patah hati
dan malas makan (saya mengetahui ini ketika mengikutinya semalaman). Dia lebih
senang tidur seperti kucing mati dan bermalas-malasan seperti kucing gemuk yang
baru selesai memakan tikus busuk. Namun keesokan harinya, Tono membaik. Dia
kembali mengejar kucing betina itu dengan ekor yang selalu berdiri tegak
mengikuti langkah pujaannya dan dia bahkan sudah lupa untuk makan. Membuat
tubuhnya menjadi semakin mengurus dengan tulang-tulang yang sudah mulai nampak.
Saya benci ketika Kartono jatuh cinta. Dia menjadi jarang pulang ke rumah dan
absen menggosok gigi sebelum tidur. Saya juga menyaksikan Kartono sedang
terluka sehabis perang dengan kucing lain yang juga menyukai pujaan hatinya.
Berlebihan memang, tapi kucing mau peduli apa?
Hari itu, Sengkang mendung. Angin
dingin berkunjung dan menggoyang-goyangkan pohon anggrek ibu yang mulai rapuh.
Kartono pulang dengan luka menganga pada lehernya. Beberapa hari yang lalu, iya
juga pulang dengan keadaan paha yang bocor. Namun lagi-lagi dari Kartono saya
belajar, bahwa kucing bisa menyembuhkan lukanya sendiri dengan menjilatinya
dengan liur dan itu tidak membutuhkan waktu satu minggu. Namun hari itu
berbeda. Kali ini kutatap Kartono yang setengah mati ingin menjilati lehernya
yang berlubang namun lidahnya tidak sampai. Apa boleh buat, saya kemudian
berinisiatif untuk menuangkan minyak gosok ke lehernya dan berharap itu bisa
sedikit membantu. Namun na’as, tiga hari kemudian Tono menghilang dan hari
keempat bangkai kucing berbulu cokelat ditemukan tiga rumah dari rumah saya. Di
akhir hidupnya, Kartono mengajarkan saya bahwa kucing yang mencintai pemiliknya
tidak akan meninggal di rumahnya sendiri. Melainkan ia akan pergi jauh agar
tidak membuat pemiliknya sedih dan merasa kehilangan meskipun kita semua tahu
bahwa itu adalah hal yang mustahil dilakukan.
Pulanglah
dengan lugu.
Masih
ada pintu untukmu,
Bahkan
jika kau pulang telanjang malam-malam
Saat
aku sedang bertukar meong dengan kucingku
(Joko
Pinurbo, 2013. Surat Pulang)
Sepenggal puisi tadi bisa jadi merupakan salah satu jalan pulang
yang baik untuk kembali mengingat kenangan dan apa yang pernah tertinggal di
kampung halaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Entri Populer
-
Apa yang kalian rasakan ketika jatuh cinta pada orang yang tak akan pernah tahu kalau ia sedang dijatuhcintai? Sakit? Pedih? Mungkin seperti...
-
Selamat pagi, Mei. Semoga hadirmu kian mempertegas banyak hubungan di luar sana. Termasuk yang satu ini. ...
-
Selamat memasuki bulan kemarau! Aku harus menuliskan itu sebagai pengingat bahwa saat ini memang sedang musim k...
-
Aku tidak tahu apa-apa, atau maksudku aku hampir tidak tahu apa-apa tentang orang yang mengaku sangat mencintaiku itu. Semalam ada...
-
Lama sekali rasanya baru bisa kembali menulis di sini. Kalau blog ini adalah rumah, dia pasti sudah berjaring laba-laba dan berbau debu....
-
Makassar; abu-abu bulat putih. 8 Februari 2015. Untuk kakak yang berurusan dengan kapal tapi mencintai sastra. Selamat pagi dari hello 64...
-
Berbicara tentang Sengkang, berbicara tentang rumah tempat pulang. Ada begitu banyak tempat untuk singgah setelah melalui ban...
-
Belajar dari kepergian yang kemarin, semoga tuan muda dalam tulisan ini berkenan untuk tetap tinggal. Bersamaku. Apapun yang terjadi. Sel...
1 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Posting Komentar