Kenang-kenangan, Kenangan.


 Kita terlihat sangat manis pagi ini.
Meski berlembar surat yang belum terkirim.
Beberapa  belum sempat dituliskan.
Sementara Tuhan, masih sibuk memilah.
Ada banyak cerita dari setiap surat.
Tentang senja. Tentang mendung. Tentang hubungan yang abu-abu.
Harusnya disana terselip juga surat punyaku.
Telah ku tuliskan pada selembar langit.
Lalu ku serahkan kepada angin.
Tak lupa berbisik, ini untuk Tuhan.
Kita masih sempat mengingat.
Masih sempat mengenang.
Setahun silam, di jembatan sebelah rumahku.
Kita sama-sama berfikir jauh.
Untuk masa depan yang tampak silau dari sini.

Kenangan masih sempat membuat kita saling mengenang.
Dari satu masa yang lampau. Dari kita yang masih malu-malu.
Dan inilah kita. Tersenyum manis dari dalam pigura.
Begitu banyak suara, berbicara tentang banyak hal.

Sementara di luar, air mata mulai berjatuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Entri Populer

Total Tayangan Halaman