KARENA DALAM RINTIK, AKAN SELALU ADA YANG PERGI
Untuk gadis-gadis penenun kain sutera,
Berkisalah tentang perjakamu yang pergi
entah kemana.
Tentang mereka yang lupa akan cintanya.
Tentang mereka yang nyaris segaris dalam tangis.
Katamu,
cinta adalah setumpuk rindu yang selalu menyatu dalam peluh
Bahwa
cinta akan selalu pulang pada hati yang membutuhkan.
Padamu,
kekasih. Ke-kasih.
Kepada punggung-punggung yang berjalan
menjauh.
Pergilah dalam diam.
Seandainya aku dilupakan
Langit akan menulis buku harian
Dan biarkan perahu berlayar membelah matamu
Tunggu sampai ia menepi dan berkisah
Tentang sajak yang berhasil menebas jarak.
Bersahabatlah,
langit.
Mendungmu
harus berubah menjadi sekumpulan rindu.
Bukan
titik-titik air beku. Sebab Oktober ini,
Kekasihku
tak boleh pergi
lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
Entri Populer
-
Apa yang kalian rasakan ketika jatuh cinta pada orang yang tak akan pernah tahu kalau ia sedang dijatuhcintai? Sakit? Pedih? Mungkin seperti...
-
Selamat pagi, Mei. Semoga hadirmu kian mempertegas banyak hubungan di luar sana. Termasuk yang satu ini. ...
-
Selamat memasuki bulan kemarau! Aku harus menuliskan itu sebagai pengingat bahwa saat ini memang sedang musim k...
-
Aku tidak tahu apa-apa, atau maksudku aku hampir tidak tahu apa-apa tentang orang yang mengaku sangat mencintaiku itu. Semalam ada...
-
Lama sekali rasanya baru bisa kembali menulis di sini. Kalau blog ini adalah rumah, dia pasti sudah berjaring laba-laba dan berbau debu....
-
Makassar; abu-abu bulat putih. 8 Februari 2015. Untuk kakak yang berurusan dengan kapal tapi mencintai sastra. Selamat pagi dari hello 64...
-
Berbicara tentang Sengkang, berbicara tentang rumah tempat pulang. Ada begitu banyak tempat untuk singgah setelah melalui ban...
-
Belajar dari kepergian yang kemarin, semoga tuan muda dalam tulisan ini berkenan untuk tetap tinggal. Bersamaku. Apapun yang terjadi. Sel...
0 komentar:
Posting Komentar